Senin, 13 Mei 2013

GATB dan CFIT


Battery Test  (General Aptitude Test Battery/GATB)
Pada bahasan kali ini adalah mengenai GATB yang terdiri dari dua jenis tes yaitu Tes Ruang Bidang dan Tes Mempersamakan Perkakas. General Aptitude Test Battery (GATB) juga merupakan Battery Test.
Kelompok Single Test
(Krapelin, Pauli, Torrance)

Tes Bakat
Kelompok Battery Test
DAT
FACT
GATB
Ruang Bidang
Mempersamakan Perkakas
 











General Aptitude Test Battery (GATB)
General Aptitude Test Battery (GATB) diciptakan oleh Charles E. Odell dari United States Employment Services. General Aptitude Test Battery (GATB) digunakan sejak 1947. Sejak Masa itu, General Aptitude Test Battery (GATB) dimasukan dalam program penelitian berkelanjutan, untuk menjadikan tes tersebut akurat pada berbagai pekerjaan yang berbeda. Karena dasar risetnya yang luas, General Aptitude Test Battery (GATB) dikenal sebagai sejumlah tes bakat ganda akurat untuk bimbingan jurusan.
General Aptitude Test Battery (GATB) dapat disajikan secara Individual maupun Klasikal. Dalam General Aptitude Test Battery (GATB) terdapat 12 subtes untuk mengukur Sembilan kemampuan dasar atau bakat  (Aptitude).

Berikut Ini Sembilan Aptitude yang diungkap dalam GATB, yaitu :
1.      Aptitude G (Intelligence)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengerti prinsip, menalar, dan membuat keputusan. Kemampuan ini merupakan kemamapuan belajar secara umum yang terkait dengan keberhasilan di sekolah.
2.      Aptitude V (verbal)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengerti arti kata, bahasa, arti keseluruhan kalimat, paragraf, dan kemampuan menggunakannya secara efektif. Tes yang mengungkapkan bakat ini  adalah Vocabulary (subtes 4).
3.      Aptitude N (Numerical)
Kemampuan ini merupakan kemampuan melakukan operasi angka secara cepat dan tepat. Tes yang mengungkapkan bakat ini adalah computation (subtes 2) dan Arithmatic Reason (subtes 6).
4.      Aptitude S (Spatial)
Kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir secara visual pada bentuk geometris, menangkap objek tiga dimensi, dan mengingat hubungan yang dihasilkan dari gerakan objek dalam satu ruang. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Three Dimentional Space (subtes 3). Three Dimentional Space disebut juga Tes Ruang Bidang, yang memerlukan waktu 5 enit untuk mengerjakannya.
5.      Aptitude F (Form Perception)
Kemampuan ini merupakan kamampuan melihat bagian dari suatu benda, grafik atau gambar, kemampuan membuat perbandingan dan pembedaan secara visual, dan kemampuan melihat perbedaan nyata pada bentuk dari suatu gambar. Tes yang mengungkap  bakat ini adalah Tool Matching (subtes 5) dan Form Matching (subtes 7). Tool Matching disebut juga Tes mempersamakan Perkakas. Tes ini memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan 49 soal.
6.      Aptitude Q (Clerical Perception)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengungkap objek secara klerikal (dalam bentuk angka dan huruf), dan kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas. Tes yang emngungkap bakat ini adalah Name Comparation (subtes 1).
7.      Aptitude K (Motor Coordination)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengorganisasikan gerakan-gerakan organ mata, tangan , jari tangan dengan terampil, teliti, cepat, dan tepat. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Mark Making (subtes 8).
8.      Aptitude F (Finger Dexterity)
Kemampuan ini merupakan kemampuan memanipulasi objek kecil dengan jari jemari secara terampil dan teliti. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Assemble (subtes 11) dan Dissasemble (subtes 12). Finger Dexterity disebut juga tes kecekatan jemari. Tes ini memerlukan waktu 120 detik untuk merakit (assembly) dan 90 detik untuk membongkar (disassembly).
9.      Aptitude M (Manual Dexterity)
Kemampuan ini merupakan kemampuan menggerakan tangan dengan mudah dan terampil. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Plan (sibtes 9) dan Turn (subtes 10). 
Walaupun kelompok General Aptitude Test Battery  (GATB) memiliki berbagai jenis tes yang termasuk didalamnya, namun dalam aplikasinya di Indonesia, baru ada tiga tes yang digunakan atau diadaptasi. Hal ini disebabkan karena kesulitan dalam melakukan terjemahan petunjuk atau instruksi ke dalam bahasa Indonesia dan adaptasi beberapa bagian dari isi masing-masing subtes tersebut.
Dalam bahasan ini , tidak semua tes bakat dalam kelompok General Aptitude Test Battery (GATB) akan di bahas. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dalam alat tes yang dimiliki. Namun, dalam aplikasinya, tentu kita tidak perlu khawatir, karena beberapa subtes yang mengukur aspek tertentu dalam alat tes tertentu dalam General Aptitude Test Battery (GATB) juga dapat ditemui dalam Differential Aptitude Test (DAT). Sehingga dalam kondisi demikian, jika kita memiliki keterbatasan dalam alat tes tertentu, kita dapat menggantikannya dengan alat tes lain, yang memiliki tujuan yang sama.
Pada pembahasan ini , kita akan membahas beberapa mengenai alat tes yaitu Tes mempersamakan perkakas, Tes ruang bidang, dan Tes Kecekatan Jemari.
Tes Mempersamakan Perkakas
1.      Nama
Nama  asli                   : Tool Matcing
Nama Indonesia          : Tes Mempersamakan Perkakas
Tes ini merupakan satu sub tes dari serangkaian GATB
2.      Bentuk yang tersedia
Tes yangada berupa buku setebal delapan halaman dan lembar jawaban.
3.      Aspek yang diukur
Tes ini mengukur aspek kemampuan atau kecermatan dalam pengamatan. Testee diminta mengamati gambar soal dan mencari persamaan gambar diantara tiga gambar lain yang bentuknya sama hanya berbeda dalam corak warnanya.
4.      Cara penyajian
Tes dapat disajikan secara individual maupun klasikal.
5.      Waktu dan instruksi Penyajian
Total waktu 90 menit
Perincian : 4 menit untuk instruksi penjelasan
                  5 menit untuk mengerjakan soal sebanyak 49 butir.
Pada halaman ini ada beberapa contoh untuk membandingkan gambar-gambar.
Perhatikan bahwa hanya gambar B yang tepat sama dengan gambar 1, hanya gambar D yang tepat sama dengan gambar 2, dan hanya gambar C yang tepat sama dengan gambar 3 di sebelah kiri. Oleh karena itu, huruf B, D, dan C pada lembar jawaban dapat anda silang.
6.      Tujuan
Bersama dengan subtes yang lain, tes ini hanya berguna untuk mengenal profil bakat seseorang dan mengenal pola Bakat kejuruan.
7.      Validitas dan reliabilitas
Penelitian mengenai Validitas dan reliabilitas tes ini belum pernah dilakukan, sehingga tidak didapatkan informasi mengenai keadaan tes tersebut.
8.      Cara pemberian skor
Berdasarkan pada jawaban yang benar dan diberi nilai 1 untuk jawaban yang benar, maka diperoleh nilai yang bergerak dari 0 sampai 49. Dengan rumus (RS= ΣB)
9.      Norma
Dari hasil skor, kemudian tester dapat melakukan konversi ke norma standar. Pada tes ini, kita akan menggunakan norma huruf dengan Kategori A (Tinggi), B (Agak tinggi), C (Rata-rata/sedang), D (Agak rendah), E (Rendah).

Tes Ruang Bidang
1.      Nama
Nama Asli             : Three Dimentional Space
Nama Indonesia    : Tes Ruang Bidang Seri GATB
2.      Bentuk Yang tersedia
Bentuk tes yang ada adalah sekumpulan soal dalam buku tes. Tersedia lembar jawaban untuk mengerjakan.
3.      Aspek yang diukur
Tes ini mengukur kemampuan berfikir secara visual dari bentuk geometris memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi bentuk tiga dimensi.
4.      Cara Penyajian
Tes ini dapat disajikan secara individual ataupin secara klasikal
5.      Waktu Penyajian
Total Waktu sekitar 8 menit
 Perincian  :  3 menit untuk memberikan penjelasan
                     5 menit untuk mengerjakan soal.
6.      Instruksi Penyajian
Pada halaman ini diberikan contoh cara memperoleh suatu gambar bentuk dari suatu lembaran logam. Perhatikan contoh soal 1. Gambar di sebelah bawah paling kiri adalah sebuah lembaran logam. Garis putus-putus menunjukan tempat yang dapat dilipat. Disebelah kanannya adalah gamabar empat buah benda. Perhatikan bahwa hanya benda D saja yang mungkin berasal dari gambar 1. Lihatlah pada lembar jawaban, huruf D pada soal No. 1 telah diberikan tanda X.

7.      Tujuan
Tes ini sebagai serangkaian tes untuk mengungkap intelegensi bersama dengan dua sub tes lainnya, yaitu :
a.       Tes perbendaharaan kata (Vocabulary)
b.      Tes berhitung Soal (Arithmatic Reasoning)
8.      Validitas dan Reliabilitas
a.       Validita
Dengan menggunakan criteria prestasi belajar maka tes ini memperoleh koefisien validita sebesar 0,369 dengan N= 160, ternyata tes tersebut valid dengan t.s 1 %.
b.      Reliabilita
Adapun reliabilita tes ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersama tes Perbendaharaan Kata dan menghitung soal dengan sampel yang sama dengan mencari validita dan dengan cara tes-retes diperoleh koefisien reliabilita atau r tb = 0,873 ternyata dengan N =160, tes tersebut reliable pada t.s 1%.
9.      Cara pemberian skor
Skor yang diperoleh oleh seorang testee adalah sebagai penjumlahan dari yawaban yang benar.
10.  Norma
Dari hasil skor mentah, kemudian tester melakukan konversi ke norma standar. Pada tes ini, akan menggunakan norma huruf, dengan kategori A (Tinggi), B (Agak tinggi), C (Rata-rata/sedang), D (Agak rendah), E (Rendah).
Tes Kecekatan Jemari
1.      Nama
Nama asli              : Finger Dexterity Test
Nama Indonesia    : Tes Kecpatan Jemari
Tes ini merupakan sub tes dari GATB (General Aptitude Test     Battery).
2.       Bentuk yang tersedia
Tes ini dibuat berdasarkan gamabar yang ada di buku menjadi GATB. Tes yang asli bahannya dari logam semua, bentuknya segi empat panjang dengan 100 lubang. 50 baut dan ring pada tiap liang. Lubang itu dibagi dua bagian atas dan bagian bawah masing-masing 50 lubang. Adapun materi tes yang ada di Fakultas Psikologi UGM ( dibuat oleh Sumitro) dibuat dari almunium yang didalamnya ada kayunya. Bentuknya persegi panjang, dengan panjang 35 cm dan tebal 1 cm. lubang ada dua kelompok yang masing-masing 50 lubang, dan jarak antara kelompok lubang bagian atas dan kelompok bawah 15 cm. Jumlah baut sebanyak 50 buah , ring 75 buah dan satu tiang untuk tempat ring yang dapat didirikan pada lubang yang ada disisi kiri/ kanan tengah antara dua kelompok lubang itu. Alat-alat lain yang perlu ada untuk tes ini yang digunakan tester adalah alat-alat tulis (lemabr jawaban) untuk mencatat dan stopwatch  untuk mengukur dan menentukan waktunya.
3.      Aspek yang diukur
Tes kecekatan jemari dimaksudkan untuk mengukur kecepatan tangan dan jari-jari individu. Yang dimaksud dengan kecekatan adalah meliputi pengertian tentang koordinasi kecepatan dan ketepatan dari gerakan-gerakan tangan dan jari-jari individu. Dengan demikian tes ini termasuk tes Psikomotor yang mengukur tentang kemampuan kecekatan jari-jari keduan tangan yang meliputi koordinasi, trampil dan cepat untuk memperlakukan benda-benda kecil dengan jari-jari. Sesuai dengan prinsip individual differences kecekatan jemari individu itu berbeda-beda.
4.      Cara Penyajian
Tes ini termasuk tes individual karena pelaksanaannya dilakukan secara individu. Pada tes ini ada dua bagian yaitu : assemble (perakitan) dan disassemble (pembongkaran). Karena itu sajian tes (administrasinya) juga ada dua macam. Sebelum tes dimulai untuk kedua sajian ini kepada testee perlu diberikan contoh oleh tester. Kelompok testeendapat terdiri dari testee yang tangan kanan atau tangan kiri (kidal). Oleh karena itu, materi tes dapat disajikan untuk kedua macam kelompok tersebut.
5.      Waktu penyajian
Waktu yang ditentukan untuk merakit ring atau pada baut dan memindahkan ke lubang papan adalah 120 detik, sedangkan waktu untuk pembongkaran ring dan baut adalah 90 detik.
6.      Tujuan
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan kecekatan jemari.
7.      Cara pemberian skor
Cara memaberikan skor dalam tes perakitan (assemble) adalah dengan mencatat jumlah baut dan ring yang terpasang oleh testee. Jadi tester akan menghitung jumlah baut dan ring yang dimasukkan kedalam lubang di bagian bawah papan ditambah dari jumlah baut yang jatuh.
Cara memaberikan skor dalam tes pembongkaran (disassemble) adalah dengan mencatat jumlah baut yang sudah dibongkar untuk dipasang di papan atas dan jumlah ring yang dimasukkan kembali ke tiang.




CFIT
·         Memiliki nama asli      : Culture Fair Test (CFIT) Scale 2 and 3
  From A and From B
·         CFIT dikembangkan oleh R. B. Cattel (1973)
·         CFIT mengukur intelegensi individu dalam suatu cara yang direncanakan untuk mengurangi pengaruh kecakapan verbal, iklim budaya, dan tingkat pendidikan (Cattel dalam Kumara, 1989). Alasannya yaitu perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi performance test (hasil) è sehingga dikembangkan tes yang adil budaya (culture fair) antara lain CFIT.
·         Di Indonesia dikenal dengan nama :
a.       Tes G skala 2A (A7A)
b.      Tes G skala 2B (A7B)
c.       Tes G skala 3A
d.      Tes G skala 3B
·         Bentuk tes yang tersedia yaitu dalam bentuk buku soal dan lembar jawaban yang terpisah
·         Aspek yang diukur dalam tes meliputi faktor kemampuan mental umum (g-factor)
·         Penyajian Tes :
Tes ini dapat disajikan secara individual maupun klasikal. Disamping tester, perlu pengawas tambahan bagi kelompok yang terdiri dari 25 orang atau lebih
·         Tujuan :
Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan faktor kemampuan mental umum atau kecerdasan.
Skala 1
Ø  Usia 4-8 tahun dan orang dengan RM
Ø  Tidak ada bentuk A & B
Ø  Terdiri atas 8 subtes
Skala 2
Ø  Usia 8-15 tahun
Ø  Untuk orang dewasa yang memiliki kecerdasan dibawah normal
Ø  Ada bentuk A & B
Ø  Terdiri atas 4 subtes
Skala 3
Ø  Usia > 15 tahun (untuk usia sekolah lanjutan atas)
Ø  Untuk orang dewasa dengan kecerdasan tinggi
Ø  Ada bentuk A&B
Ø  Terdiri atas 4 subtes

·         Waktu Penyajian
Seluruh penyajian untuk setiap bentuk membutuhkan waktu sekitar 20 sampai 40menit, tergantung pada daya paham kelompok atau subyek.
Waktu untuk skala 1
Ø  Tes 1. Subitusi                         : 3’
Ø  Tes 2. Klasifikasi                     : 2’
Ø  Tes 3. Mazes                           : 2,5’
Ø  Tes 4. Selecting Name            : 2,5’
Ø  Tes 5. Following Direction     : 4’
Ø  Tes 6. Wrong Picture              : 2,5’
Ø  Tes 7. Riddles                         : 3,5’
Ø  Tes 8. Similarities                    : 2’
Waktu Pelaksanaan Skala 2 & 3
Ø  Subtes 1. Seri                          : 3 menit
Ø  Subtes 2. Klasifikasi               : 4 menit
Ø  Subtes 3. Matriks                    : 3 menit
Ø  Subtes 4. Persyaratan              : 2,5 menit

·         Validitas dan Reliabilitas
Skala 2 telah diselidiki validitasnya untuk anak-anak SD kelas VI dan V di Kabupaten Sleman DIY (Sukadji, 1983; Susilowati, 1982)
Menurut manual aslinya (Cattel, 1973) reliabilitas lebih kuat bila digunakan kedua bentuk; penyajian bentuk A langsung diikiuti penyajian bentuk B, atau dengan istirahat diantaranya.

·         Cara Pemberian Skor
Setelah diperiksa, jawaban yang benar di skor 1. Skor keseluruhan adalah jumlah skor subtes-subtes; atau apabila menggunakan bentuk A dan B, skor subyek adalah total skor bentuk A plus bentuk B.
Skor tersebut tidak valid bila mempunyai pola tertentu, misalnya dijawab berurutan pada satu kolom secara menyolok, atau terdapat pilihan jawaban lebih dari satu, kecuali pada subtes-subtes dimana ada dua jawaban yang harus benar untuk masing-masing butir.

·         Norma
Norma asli       : untuk bentuk A sendiri dan untuk A+B terdapat dalam buku Manual (Cattel, 1973) dalam bentuk ekuivalensi IQ dan persentil.

·         Catatan
Petunjuk penyajian untuk skala 2 bentuk A dan bentuk B telah diterjemahkan. Lembar jawaban yang paling baik adalah yang berbentuk folio mendatar (Sukadji, 1983)

·         Petunjuk Subtes 1
Ø  3 menit ; 13 soal
Ø  Di bagian atas ada 4 buah kotak. Di bawahnya ada 6 kotak yang menjadi pilihan jawaban
Ø  Contoh 1 :
Di kotak pertama ada bulatan besar. Di kotak kedua, bulatan itu mengecil. Di kotak ketiga, bulatan semakin mengecil. Tapi di kotak keempat itu kosong. Pilihlah dari 6 kotak pilihan jawaban, mana pilihan yang tepat untuk mengisi kotak keempat
Ø  Lanjutkan dengan menjelaskan contoh 2 dan 3. Setelah menjelaskan 3 contoh, tanyakan pada Testee :”Apakah anda sudah mengerti cara mengerjakannya?” Setelah Testee menjawab, katakan :”Sekarang anda kerjakan secepat-cepatnya”

·         Petunjuk Subtes 2
Ø  4 menit ; 14 soal
Ø  Cara pengetesan sama dengan subtes pertama, hanya berbeda dalam cara pengerjaan tes
Ø  :Dari 5 gambar yang terdapat dalam kotak, pilihlah 2 gambar yang paling berbeda dari lainnya”

·         Petunjuk Subtes 3
Ø  3 menit ; 13 soal
Ø  “Di subtes 3 ini, anda menemui ada 4 buah kotak. 4 buah kotak ini memiliki pola-pola tertentu.”
Ø  Contoh :
Di kotak pertama ada 1 persegi panjang berwarna hitam. Di kotak kedua, ada 2 persegi panjang berwarna hitam. Di kotak ketiga ada 1 persegi panjang berwarna putih. Tetapi di kotak keempat kosong. Pilihlah dari 6 pilihan yang tersedia, yang sesuai untuk mengisi kotak yang kosong
Ø  Lanjutkan dengan menjelaskan contoh lainnya

·         Petunjuk Subtes 4
Ø  2,5 menit ; 10 soal
Ø  Cara pengetesan sama dengan subtes lainnya, hanya berbeda dalam cara pengerjan tes. Hanya untuk bagian ini, tester sebaiknya memberi contoh di papan tulis
Ø  “Di dalam setiapkotak soal, terdapat sebuah titik. Tugas anda adalah mencari titik dan mencari prinsip dari titik tersebut.”
Ø  Contoh 1, prinsip = titik berada dalam persegi panjang tetapi di luar lingkaran
Ø  Contoh 2, prinsip = titik berada dalam dua segitiga
Ø  Contoh 3, prinsip = titik berada di dalam persegi panjang, dan di atas garis lengkung

·         Klasifikasi IQ CFIT
Skor IQ
Kategori
>170
Genius / Jenius
140 - 169
Very Superior / Sangat Cerdas
120 - 139
Superior / Cerdas
110 - 119
High Average / Di atas Rata-Rata
90 - 109
Average / Rata-Rata
80 - 89
Low Average / Di bawah Rata-Rata
70 - 79
Borderline
<70
Mentally Defective

·         Aspek yang Diukur
Ø  Subtes 1
Sistematika berpikir, yaitu kemampuan berpikir runtut untuk memahami rangkaian suatu permasalahan yang berkesinambungan
Ø  Subtes 2
Ketajaman diferensiasi, yaitu kemampuan untuk mengamati hal-hal yang detil secara tajam dan berpikir dengan kritis untuk mengidentifikasi permasalahan
Ø  Subtes 3
Asosiasi, yaitu kemampuan analisa-sintesa untuk menghubungkan dua atau lebih permasalahan yang serupa
Ø  Subtes 4
Ø  Pemahaman konsep, yaitu kemampuan memahami suatu prinsip untuk diterapkan ke dalam situasi yang berbeda

·         Penjelasan
Ø  CFIT digunakan untuk mengukur Crystallized Ability (kemampuan kognitif yang terakumulasi untuk sejumlah waktu, tersimpan dalam memori jangka panjang, dan dipanggil keluar jika dibutuhkan. (Cattel, 1971)). Kemampuan ini, di dalam perkembangannya, akan mempengaruhi Fluid Ability.
Ø  Fluid Ability = kecepatan dan akurasi penalaran abstrak, khususnya ketika manusia dihadapkan kepada masalah-masalah baru (diperoleh di dalam interaksi individu dengan lingkungan).
Ø  Sehingga, seberapa jauh kemampuan kognitif seseorang nantinya akan tergantung dari seberapa jauh keadaan Crystallized Ability + Fluid Ability
Ø  Nilai IQ yang diperoleh dari hasil tes CFIT ini disebut dengan istilah IQ Original, karena nilai tersebut merupakan nilai potensi yang sifatnya bawaan, dan lebih dikarenakan faktor usia
Ø  Nilai ini bukan diperoleh karena hasil pengalaman atau proses belajar. Nilai ini masih mungkin berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya usia seseorang
Ø  Oleh karena itu, nilai IQ yang diperoleh dari tes ini tidak berhubungan langsung dengan prestasi akademik